Hi, welcome to My Blog . This is Ayyue Zone :) | do Follow me | find me on Facebook | or back to Dashboard |

8 Januari 2012

Pertemuan pertama : Bawel dan Sipit


Di pagi hari yang cukup cerah, pohon mangga yang terletak di alun-alun kota menjatuhkan satu daunnya. Ayu menatap pohon itu sesekali, dalam benaknya barangkali akan ada mangga yang jatuh. Tapi nihil. Jangankan buah mangga, angin pun enggan jatuh menampar wajahnya yang mulai bosan.


“Eh, maaf, kamu beneran Ayu?” Tanya laki-laki di atas motornya.

“Kalo iya kenapa? Kalo enggak kenapa?” Jawab Ayu sambil lekat menatap laki-laki itu.

“Kalo iya, ya berarti bener kamu temen chattingku. Kalo bukan ya…..”

“Ya.. kamu pergi gitu aja?” Sambung Ayu sebelum lelaki itu meneruskan kata-katanya.

“Hehe, ya bukan gitu. Ya berarti aku salah orang”

“Ah pake ngeles. Kamu Tama? Iya, aku Ayu”

“Eh bener ya kamu Ayu? Iya aku Tama” Kata lelaki itu menjulurkan tangannya.

Ayu meranggihnya, dan melempar senyumnya ke arah Tama. Ayu mengamati Tama lama. Beberapa kali ia coba mengintip ke dalam helm Tama.

“Lagi flu ya?” Tanya Ayu sambil memencet tombol di hp-nya.

“Enggak kok, kok bisa bilang gitu?”

“Nah itu, penutup hidungnya nggak dibuka”

“Oh, iya maaf lupa. Maklum, perjalanan luar kota. Banyak debu”

Tama segera turun dari motornya, membuka helm dan masker penutup hidungnya.

“Nah, kalo gitu kan jelas. Wajahnya kelihatan” Kata Ayu datar.

“Hehe.. kamu bawel banget ya”

“Eh, maaf.. kamu keturunan tionghoa ya?” Kata Ayu sambil terus menatap Tama.

“Bukan.. bukan kok.. tapi banyak sih yang bilang gitu”

“Matanya sipit sih”

“Habis kecelakaan dulu. Jadi gini hehe”

“Padahal tadinya aku mau panggil “koko” ke kamu. Hahahaha biar keliatan gimana gitu..”

“Ah, dasar bawel! Ngeledek mulu deh”

Ayu menjulurkan lidahnya ke arah Tama. Sesekali ia cekikikan membuat Tama salah tingkah.

“Eh bawel, kemana gitu yuk. Masa iya mau di sini terus?”

“Bentar lagi ada acara di belakang” Kata Ayu sambil menoleh ke arah bangunan di belakangnya.

“Oh, kamu ada acara di sana?”

Ayu mengangguk. Tama pun mengikuti anggukan Ayu perlahan.

“Memang itu gedung apaan?”

“Itu pendopo, tempatnya pak Bupati hahaha”

“Lho? Mau apa ke sana? Acara apaan?”

“Nggak ada kok, cuma biar kelihatan keren. Hahaha”

“Jadi kamu bohong? Ngerjain aku?” Tanya Tama sambil menghembuskan nafas.

“Hehe, yuk ke taman aja”

Tama mendesah. Ayu cekikikan. Puas membuat Tama jengkel. Dalam guratan mentari yang mulai menengah itu, mereka berdua beranjak pergi ke sebuah taman. Ya, itulah taman. Taman tanpa apa-apa di dalamnya. Hanya ada pohon seperlunya, ayunan yang mulai usang dan beberapa hewan yang hampir hilang populasinya.

“Ini…” Kata Tama mengernyitkan dahi.

“Ya maklum dong pit, namanya juga kota kecil hehe”

“Ah, kalo di kotaku ini nggak ada apa-apanya”

“Ya udah sana pulang”

“Ih ih ngambeg ya?”

“Enggak kok. Ngapain ngambeg? Aku aja nggak suka pergi ke sini. Gila! Aku sebenernya malu banget sama kamu pit, hahaha”

“Hmm.. makanya kapan-kapan kamu main ke Semarang. Nanti ku ajak jalan-jalan deh. Ke taman, tapi nggak model begini! Hahaha”

Ayu melirik ke arah Tama. Sesekali ia nyengir memandang Tama.

“Ngapain wel lihat aku kaya gitu? Nanti naksir lho”

“Enggak.. Cuma lagi perhatiin, kalo kamu ketawa matanya lari kemana ya pit? Tiba-tiba ilang gitu Hahaha”

Tama mengusap rambut Ayu pelan. Rona merah pipi menghiasi keduanya. Pertemuan pertama yang mengesankan. Ya, mungkin begitu.
Thanks For Read, Visit me again

Tidak ada komentar:

Posting Komentar